Peningkatan Populasi Ternak Diharapkan Berdampak Positif pada Peningkatan Ketersediaan Pangan

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan saat memimpin kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI di Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Bogor Jawa Barat, Jumat (4/12/2020). Foto : Tiara/Man
Pembangunan peternakan sebaiknya diarahkan pada struktur hulunya yaitu ke arah pembibitan dan pengembangbiakan guna meningkatkan populasi ternak. Dengan adanya peningkatan populasi dan produktivitas ternak, diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk peningkatan ketersediaan pangan sumber protein hewani yang mencukupi dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Demikian diungkapkan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan dalam sambutannya saat memimpin kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI yang turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Prasarana dan Sarana Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian, Kepala Balai Embrio Ternak, dan Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan di Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Bogor Jawa Barat, Jumat (4/12/2020).
"Kendala yang dihadapi saat ini adalah kurangnya jumlah sapi indukan. Saat ini kita masih impor jumlahnya cukup besar yakni kurang lebih 1,5 juta ekor sapi per tahun. Keinginan kita adalah bisa mandiri, tidak lagi bergantung pada impor. Sehingga sangat penting untuk memperbanyak indukan yang kita butuhkan minimal satu juta indukan sehingga diharapkan ke depan kita bisa mencapai kemandirian protein dari sapi," jelas Daniel.
Sejalan dengan hal tersebut Politisi PKB ini pun mengingatkan, jika impor indukan sapi dilakukan, harus tetap memperhatikan kesiapan para tenaga-tenaga kerja yang nantinya bertugas untuk mengurus dan merawat indukan sapi tersebut. "Jangan sampai begitu diimpor tidak ada tempat yang memadai lalu kemudian ketersediaan tempatnya dipaksakan, dan tidak ada yang bertanggung jawab untuk mengurus pada akhirnya menjadi sia-sia, tidak terawat, dan pada akhirnya meninggal," tandasnya.
Di samping persoalan kurangnya indukan sapi, ada hal lain yang harus menjadi perhatian yaitu ketersediaan dan kesanggupan para peternak terkait pemberian pakan untuk sapi. Ia mengingatkan jangan sampai para peternak yang nantinya menerima sapi hasil impor tidak sanggup untuk merawat dan kesulitan dalam memberi pakan. Oleh karenanya, ia mengimbau agar upaya dalam memenuhi jumlah sapi indukan harus dicermati dari hulu hingga hilir, agar nantinya apa yang sudah dilakukan (impor sapi) tidak berakhir sia-sia.
"Kita juga ingin memastikan kesiapannya di lapangan bukan lagi hanya secara teknis misalnya bagaimana dia bisa menyuntik, memastikan dia hamil, lalu merawat selama hamil, hingga dilahirkan. Tapi yang paling penting adalah kita juga harus mandiri di bidang pakan karana pakan dengan ukuran sapi yang besar, tidak bisa dilakukan secara tradisional misalnya dilepas di lapangan. Kami harapkan dalam waktu dekat kita tidak lagi tergantung oleh impor kita bisa mandiri, berdaulat ke masyarakat, dan bisa menghasilkan sendiri protein tanpa tergantung dari impor," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Prasarana dan Sarana Pertanian Nasrullah mengatakan persoalan yang dihadapi BET Cipelang saat ini adalah ketersedian jumlah indukan yang belum mencukupi. Sebanyak 49 persen per tahun dari kebutuhan daging di Indonesia saat ini atau sebanyak kurang lebih 1,5 juta masih mengimpor dari luar negeri.
"Sehingga untuk mengakselerasi ini diperlukan tambahan indukan dari luar. Oleh karena itu kami membutuhkan dukungan Komisi IV DPR agar target kita untuk swasembada daging sapi dan kerbau bisa terwujud. Untuk sumber protein lain seperti kambing, domba, dan unggas secara prinsip sudah tercukupi dalam negeri, bahkan unggas kita sudah berlebih, tinggal sapi, kerbau dan susu," jelasnya.
Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI turut diikuti oleh Anggota Komisi IV DPR yang lain diantaranya, Mindo Sianipar, Yadi Srimulyadi (F-PDI Perjuangan), Budhy Setiawan (F-Golkar), Darori Wonodipuro, Endro Hermono, Azikin Solthan (F-Gerindra), Abdullah Tuasikal (F-NasDem), Muhtarom (F-PKB), Guntur Sasono, Muslim, Nur'aeni (F-Demokrat), Slamet, Hermanto (F-PKS), Haerudin (F-PAN), dan Ema Umiyyatul Chusnah (F-PPP). (tra/es)